" SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DI BLOG SAYA"

Jumat, 24 Desember 2010

INVESTASI LAYANAN JARINGAN WIMAX

Wacana pengembangan teknologi lanjutan setelah teknologi jaringan 3G kini semakin seru. Salah satu alternatif yang banyak dibicarakan adalah teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).
Teknologi WiMAX mulai diterapkan sedikit terlambat-mulai tahun 2004-dengan berbagai standar untuk layanan tetap dan nirkabel yang belum sempurna.
Para operator seluler sedang menghadapi serangkaian permasalahan biaya baik yang terlihat maupun yang tersembunyi seputar penggunaan dan pengoperasian WiMAX. Masalah itu mencakup frekuensi, hak kekayaan intelektual, dan biaya penggunaan serta komersialisasi jaringan.
Padahal, salah satu keuntungan yang diklaim WiMAX adalah hemat biaya. Akan tetapi, pengoperasian WiMAX di masa menjari tidak hemat dibandingkan dengan teknologi 3G. Ada tiga alasan mengenai hal itu.
Pertama, WiMAX memang hemat biaya karena menggunakan basis protokol Internet, tetapi arsitektur jaringannya tidak terdefinisi dengan baik dan belum diuji coba, sehingga belum dapat dipastikan kebenarannya.

Framework lengkap dengan layanan penyediaan, billing dan keamanan yang penting dalam menghadirkan layanan mobile broadband belum terdefinisikan dengan jelas untuk WiMAX.
Kedua, menghadirkan layanan mobile WiMAX bagi pelanggan memerlukan sebuah jaringan yang harus dibangun dari awal - sesuatu yang mahal bagi para operator yang saat ini telah berinvestasi dalam teknologi 3G.
Sebuah artikel dalam TechNewsWorld menyebutkan bahwa tidak adil untuk membandingkan WiMAX dengan HSDPA (high-speed downlink packet access) dan EV-DO (Evolution-Data Optimez) Revision. A. Alasannya, perbandingan seperti itu sangat tidak masuk akal bagi para operator seluler saat ini.
Operator 3G sedang menjalani transisi dari WCDMA (wideband code division multiple access) menuju HSDPA dan dari EV-DO menuju EV-DO Revision A. Proses transisi itu berjalan mulus dan hemat biaya, karena tak perlu membangun jaringan baru.
Operator dapat menggunakan jaringan 2G serta sumber daya yang telah ada, sehingga dapat melindungi investasi jaringan mereka.
Ketiga, terdapat beberapa isu teknis penting terkait dengan jangkauan mobile WiMAX. Demikian juga dengan isu efisiensi spektrum yang berpotensi dapat meningkatkan instalasi base station untuk menjangkau area yang sama jika dibandingkan dengan 3G.
Dari sudut pandang jangkauan, riset menunjukkan bahwa 802.16e link budget yang digunakan WiMAX kalah bersaing dengan sistem 3G, dengan perbandingan 7dB berbanding 10dB.
Hal ini berarti bahwa untuk menjangkau sebuah wilayah yang sama, mobile WiMAX mungkin membutuhkan 2 hingga 6 kali lipat jumlah base stations dibandingkan yang dibutuhkan oleh HSPA (high-speed packet access) atau EV-DO. Hal ini tentunya juga menambah biaya untuk pemasangan dan pemeliharaan.
Dari sudut pandang efisiensi spektrum, efisiensi spektrum downlink sebesar 802.16e lebih rendah daripada EV-DO, HSPA, LTE dan UMB. Jadi, jumlah base station yang diperlukan untuk mobile WiMAX menjadi lebih banyak, karena dengan frekuensi yang lebih tinggi, efisiensi spektrum WiMAX menjadi jauh lebih rendah.
Terkait dengan voice business, efisiensi spektrum sebesar 802.16e untuk VoIP bahkan tertinggal di belakang WCDMA dan CDMA2000 1X yang berbasis circuit switch. Hal ini berarti jika operator ingin menyediakan layanan suara dengan meluncurkan jaringan mobile WiMAX secara komersial, maka jumlah base station yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan tersebut menjadi jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah base station yang diperlukan untuk mendukung teknologi 3G.
Laporan Arthur D. Little (ADL)-sebuah perusahaan pengelolaan dan konsultasi di Amerika Serikat- mengatakan sel-sel yang terdapat dalam mobile WiMAX berukuran lebih kecil, yaitu seperempat hingga setengah dari besaran radius sel HSDPA.
Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak base station untuk mendukung mobile WiMAX yang menjadikan biayanya meningkat 5 hingga 10 kali lebih besar.
Ketika mengadakan penelitian pihak ketiga, ADL juga melakukan analisis biaya operasional WiMAX. Riset itu menemukan bahwa belanja modal (CAPEX) untuk WiMAX lebih tinggi 20% hingga 50% dibandingkan dengan belanja modal untuk HSPA.
Penemuan ini mengindikasikan bahwa belanja modal untuk teknologi WiMAX saat ini akan mencapai theoretical throughput maksimal lebih tinggi dari yang dibutuhkan.
Biaya tersembunyi
Operator juga harus menyadari berbagai biaya terselubung terkait dengan pengoperasian mobile WiMAX, yang tidak disebutkan dalam promosi awal teknologi tersebut. WiMAX pada awalnya dipromosikan sebagai sebuah standar bebas, tetapi berbagai faktor sepanjang pengembangannya menyebabkan WiMAX menjadi tidak realistis.
Biaya kekayaan intelektual.
Berdasarkan Forum WiMAX, lebih dari 330 perusahaan memiliki hak kekayaan intelektual dalam berbagai standar WiMAX. Memang Forum WiMAX telah berupaya agar hal ini berdampak positif bagi WiMAX. Akan tetapi hal itu juga berarti bahwa perusahaan-perusahaan dapat menuntut royalti atas WiMAX. Hal itu jelas akan menyulitkan para manufaktur WiMAX dalam memperoleh seluruh hak kekayaan intelektual.
Biaya spektrum
Calon operator Mobile WiMAX akan membayar sejumlah biaya terkait akses spektrum radio. Analis di industri berharap regulator mewajibkan para operator untuk membayar biaya yang lebih tinggi untuk menggunakan spektrum sistem broadband wireless access. Hal itu terutama untuk mengantisipasi peningkatan penggunaan beragam teknologi broadband dan permintaan akan spektrum tambahan.
Telah diakui di seluruh dunia bahwa frekuensi global yang harmonis untuk penggunaan WiMAX menjadi semakin tidak memungkinkan, karena akan semakin melipatgandakan biaya dan kompleksitas infrastruktur tersebut. Demikian juga dengan bertambahnya peralatan yang diperlukan untuk mendukung operasional WiMAX.
Penggunaan base-station
Logistik untuk membangun signal tower yang cukup untuk menjalankan jaringan bergerak dapat menjadi tantangan bagi para operator nirkabel. Hal ini terutama sangat menantang bagi WiMAX karena keterbatasan jangkauan. Biaya untuk properti komersial semakin meningkat di seluruh dunia. Dengan kebutuhan base stations yang lebih banyak untuk mendukung kegiatan operasional-dibandingkan dengan sistem WCDMA dan CDMA2000, operator baru WiMAX membutuhkan biaya lebih besar untuk penggunaan base station baru.
Time-to-market
Jika kita telusuri kembali perkembangan industri komunikasi, kita mengetahui bahwa sebuah teknologi membutuhkan enam tahun atau lebih untuk dikembangkan. Selama kurun waktu enam tahun itu, dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk komersialisasi, penggunaan chip, peranti lunak, dan ekspansi produk.
Memang menjadi sebuah keharusan bagi operator untuk untuk membangun dan mempromosikan sebuah ekosistem baru, sebuah ekosistem yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi.
Akan tetapi, hal itu membutuhkan pengembangan dan penggunaan peralatan infrastruktur secara komersial untuk waktu yang cukup panjang.
Sebagai pendatang baru dalam bidang broadband wireless access, peluncuran produk WiMAx yang lebih matang dalam waktu dekat akan sulit dicapai.
Biaya peralatan
WiMAX tertinggal dua hingga empat tahun dibandingkan dengan HSDPA dan EV-DO. Peralatan terminal komunikasi yang mengadopsi teknologi WiMAX masih jarang, sedangkan saat ini telah tersedia lebih dari 275 peralatan HSDPA dan EV-DO Revision A.
Hal ini pula yang merupakan sumber tingginya biaya WiMAX: kenyataan bahwa WiMAX belum menyentuh skala ekonomis, sehingga peralatan dan layanannya masih mahal.
Lebih lanjut, para analis menghubungkan ketidakmampuan WiBro-yang diperkenalkan oleh perusahaan raksasa asal Korea KT dan SK Telecom- untuk memenuhi keterbatasan peralatan terminal dan harga yang tinggi serta tekanan dari HSDPA.
Yang jelas, banyaknya pilihan peralatan di tingkat pengguna adalah kunci sukses sebuah teknologi

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More